Sepeda Motor hasil modifikasi
untuk pengangkutan kayu dari hutan-hutan yang tidak bisa dilalui Truk
|
Walau curah hujan sangat tinggi tapi penebangan di wilayah KRPH
Cibeureum BKPH Cibingbin KPH Kuningan tetap dilakukan , karena di tuntut untuk
penanaman bibit Kayu Jati baru jenis unggulan PERHUTANI dengan jenis Stek Pucuk
yang telah jadi projek percontohan di
Jawa Barat.
Kendala di lapangan saat ini adalah angkutan jenis TRUK tidak bisa masuk
lokasi tebangan, namun berkat kejelian KRPH Cibeureum YANA HERYANA di bantu
kedua mandor tebangnya ACE IRSADUL UBAD dan DUDUNG A.K membuat terobosan baru untuk angkutan dari
lokasi TEBANGAN ke TPK dengan menggunakan
sepeda motor yang biasa di sebut GRANDONG
. “Tadinya saya menghadapi tebangan ini sangat bingung dengan angkutan TRUK
karena jalan yang akan dilalui karena musim hujan pasti sangat susah, sementara
produksi kayu harus segera bisa ter angkut ke TPK, Namun saya lihat di daerah
Salem terlihat banyak sekali motor-motor pengangkut kayu. Akhirnya saya ambil
alternatif lain mengundang ojeg motor untuk mengangkut hasil tebangan. Dan
akhirnya kendala tersebut bisa teratasi.” Ujar Yana Heryana KRPH CiBEREUM.
Lokasi tebangan di petak 43A seluas 10 Ha jenis tebangan B1/pembersihan
lahan. Dan jarak dari lokasi tebangan ke TPK sekitar 1.5 Km dengan kondisi
jalannya sangat berat di tambah licin karena curah hujan. Namun berkat kerja
keras KRPH Yana di Bantu ACE IRSADUL UBAD kordinator tanaman dan DUDUNG A.K
Polter sekaligus mandor tebang kendala yang ada di lapangan bisa di atasi dan
target untuk tanaman baru akan segera tercapai. Dan penanamanpun akan bisa
segera dilakukan kata ACE lebih jauh menerangkan kepada HR. “Dengan adanya ojeg
sepeda motor pengangkut kayu ini pekerjaan saya bisa sedikit ringan walau
kadang khawatir melihat motor dengan muatan berat penuh potongan +kayu-kayu itu
seakan ada rasa takut juga melihatnya, tapi mereka sangat profesional sekali
mengendarai motornya walau di jalan yang sangat susah.”kata DUDUNG A.K mandor
tebang di lokasi itu.
Terkait dengan ongkos angkutan itu mereka di bayar oleh pihak PERHUTANI
sebesar Rp 90.000/M3. Sehari mereka bisa mengangkut 1.3 m3 atau bisa
menghasilkan Kurang lebih Rp 125.000 Kotor belum dipotong makan dan BBM. “Sekali
angkut saya bisa membawa 5-7 potong kayu jati ukuran panjang 200CM dan sehari bisa 3-4 balik ,pa. Dengan keadaan
ekonomi yang saat ini susah sekai akhirnya saya ikut temen jadi ojeg motor
pengangkut kayu,walau resikonya sangat berat salah-salah perhitungan kita bisa
jatuh tertimpa kayu pula, saya bekerja taruhannya nyawa pa... tapi demi
kebutuhan anak-anak sekolah dan makan
nya terpaksa saya lakukan pekerjaan yang penuh resiko ini.” Kata Yanto dan Rus
pengemudi GRANDONG lebih jauh kepada
HR.. {ACENG
SURYA}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar